Note:
Anisa sebagai Anisa, Rizky sebagai Rizky.
Sebuah paragraf super singkat tentang analogi rasa.
Sebuah analog dari sekumpulan kata nasihat buat sebagian mereka yang mencari makna "cinta".
Sebuah ilustrasi pengingat bagi penulisnya.
Anisa sebagai Anisa, Rizky sebagai Rizky.
Sebuah paragraf super singkat tentang analogi rasa.
Sebuah analog dari sekumpulan kata nasihat buat sebagian mereka yang mencari makna "cinta".
Sebuah ilustrasi pengingat bagi penulisnya.
"Aku menyukaimu sebagai tontonan, tapi aku ingin mencintaimu sebagai tuntunan" – Anisa
"Kenapa kamu memutuskan
berjilbab, Nis? Kenapa kamu rela menanggalkan keindahan penampilan kamu?
Kenapa kamu meninggalkan kepopuleran yang bisa kamu raih?"
Itulah pertanyaan Rizky
yang membuat Anisa hanya bisa tersenyum balas menatapnya sekilas. Anisa
tak menyangka kalimat itu yang pertama ditanyakan laki-laki itu setelah
sekian lama mereka tak pernah bertemu. Bahkan pertemuan itu tak
terbayangkan keduanya.
"Aku memakai jilbab ini
untuk memenuhi kewajibanku ke Tuhan, Riz. Aku juga memakai jilbab ini
untuk orang tuaku, aku ingin menjadi anak yang baik untuk mereka. Aku
juga memakai jilbab ini untuk menjaga kehormatanku sebagai perempuan,"
ucap Anisa dengan senyuman tulusnya yang tak pernah berubah.
"Aku memakai jilbab ini
juga untuk seseorang dalam doa-doaku..., seseorang yang akan menemani
dan melengkapi hidup aku, aku ingin menjaga hatinya meski saat ini hati
aku dan dia belum menyatu," sambung Anisa membuat Rizky terdiam mencerna
ucapan gadis itu yang entah kenapa mengena di hatinya. Padahal Anisa
menyebut laki-laki itu 'DIA', tak bernama, tapi entah kenapa hati Rizky
justru bergetar mendengarnya, seolah perempuan itu menjaga hatinya.
"Aku senang kita bisa
bertemu disini, Riz. Akhirnya kita bertemu bukan sebagai tontonan
melainkan sebagai dua orang manusia yang saling mengenal tapi lama tak
berjumpa".
Ada lengkung senyum
perlahan di bibir Rizky mendengar ucapan Anisa. Gadis itu benar, mereka
bertemu gara-gara hal sepele, Rizky menjemput Mamanya yang ada sedikit
urusan terkait bisnis baju muslimnya dan Anisa berada di tempat yang
sama karena dia ingin membelikan Mamanya sebuah hadiah untuk
menghadirkan lebih banyak senyum untuk perempuan yang paling berjasa di
kehidupannya itu. Mereka bertemu bukan sebagai public figure tapi sebagai laki-laki dan perempuan biasa.
"Apakah kamu menyayangkan keputusan aku berjilbab, Riz?" tanya Anisa ke laki-laki itu.
Rizky menggelengkan
kepalanya pelan. "Satu-satunya yang kusayangkan dari kamu berjilbab
hanya kita semakin sulit bersama, Nisa. Dunia di sekeliling kita
terlihat semakin berbeda dan itu membuat aku sedih, Nis. Kita semakin
sulit untuk bisa mendekat".
Anisa tersenyum tipis
mendengarnya. Andai saja Rizky tahu kegalauan yang sempat melanda
hatinya gara-gara laki-laki itu sebelum akhirnya Anisa memutuskan untuk
mengikhlaskan perasaannya, menitipkannya pada Tuhan lewat doa.
Rizky, laki-laki itu
telah membuat Anisa suka dengan wajah tampannya terlebih Rizky merupakan
artis yang jadi tontonan banyak orang, digilai banyak kaum hawa
termasuk mungkin dirinya.
Namun, lebih dari itu,
Rizky membuat hatinya terpaut justru saat laki-laki itu teguh
menjalankan ibadahnya diantara kesibukannya syuting, beberapa kali Anisa
melihat sifatnya yang gentle sebagai laki-laki dewasa di
hadapannya serta laki-laki itu menghormati sekaligus berbakti kepada
Mamanya dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayangnya. Rizky juga
sosok yang pekerja keras dimata Anisa. Ditambah lagi dengan sikap
humoris laki-laki itu, menambah hati Anisa semakin yakin padanya bahwa
laki-laki itu bisa menjadi tuntunan baginya.
Kini
bagi Anisa, Rizky adalah nama yang ia titipkan di langit-langit doanya
menjadi salah satu kemungkinan diantara ketidaktahuannya dan
kepasrahannya akan sosok teman hidupnya. Gadis itu hanya bisa berharap
kemudian memasrahkan segala sesuatunya. Anisa percaya bahwa cinta
terbaik adalah cinta yang membuat keimanan dan ketaatannya bertambah,
seseorang yang membantunya di dunia karena laki-laki ini ingin bertemu
lagi dengan dirinya di surga-NYA seperti juga Anisa yang menginginkan
hal yang sama.
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar