Kamis, 27 Agustus 2015

Melukis Kita Dalam Cerita Aku dan Kamu - Part 2: Kita dan Bintang - You Can Count On Me, Rho

Sebelumnya : Part 1, Awal

Part 2 : Kita dan Bintang - You Can Count On Me, Rho

"Maaf Fa, sepertinya aku tidak bisa datang malam ini, " bunyi pesan Varrho.
Alfa menghela nafasnya dalam-dalam berusaha menenangkan hatinya yang tiba-tiba berdemo dengan banyak tanya karena kejadian itu bukanlah yang pertama. "Kalo boleh tahu alasannya, kenapa, Rho?" ketik Alfa.
"Gina baru saja telepon, dia minta aku menemani dia ke ulang tahun sahabatnya. Soalnya rencananya dari kafe mereka bakal langsung nonton film di bioskop. Midnight-an gitu. Aku nggak tega membiarkan Gina sendirian. Aku benar-benar minta maaf, ya Fa. Maaf lagi-lagi aku harus mengalahkan kamu buat Gina. Kita cari waktu lain lagi ya buat bercanda bersama bintang malamnya".
Alfa terdiam sejenak. "Bagaimana kalau besok malam?" tanya Alfa lagi. 
"Besok malam jadwal pekerjaanku sampai larut malam, Fa. Maaf banget ya. Bagaimana kalau kita ketemunya setelah minggu ini saja. Mungkin akan lebih leluasa, Fa".
"Kalau lusa, Jumat malam gimana, Rho?" Alfa masih tetap berusaha mencari celah di waktu Varrho sebelum dirinya berangkat ke Bandung.
"Jumat malam? Hmmm, aku belum ada jadwal sih, Fa. Nanti aku kabari lagi, ya. Kalau enggak, aku janji minggu depan aku akan meluangkan satu waktu malam aku yang luang untuk kamu. Bagaimana? Kamu tidak apa-apa kan, Fa?"
Agak lama, Alfa kemudian baru menjawab. "It's okay Rho, aku berharap kita bisa bertemu Jumat ini, Rho. Kabari aku, ya. By the way, bagaimana dengan besok pagi, jadi atau diundur juga? Soalnya kamu kan mungkin baru pulang dini hari," tanya Alfa.
"Hmmm, kalau seandainya aku boleh memilih, aku pasti ingin kita mengundurkan rencana pagi,senja, malam kita sampai minggu depan, Fa. Minggu ini begitu sibuk soalnya. Bagaimana?"
Alfa memandangi pesan dari Varrho lekat-lekat. Dia tetap bertekad tidak akan memberitahu Varrho apa alasan dirinya ingin menghabiskan tiga waktu sejenak bersama Varrho di minggu itu. 
"Aku sangat berharap kita bisa melakukannya minggu ini, Rho. Bukan berarti harus, tapi sebisa mungkin aku berharap bisa mewujudkannya sebelum hari minggu tiba".
Tiba-tiba ada tanda panggilan masuk dari Varrho di HP Alfa. 
"Fa, jujur aku ngerasa kamu aneh tentang permintaan kamu ini. Seolah kamu itu mau pergi. Apa ada yang kamu sembunyikan dari aku, Fa? Ada apa?" ujar Varrho langsung memberondong Alfa dengan pertanyaan. Alfa terdiam. "Alfa... ?" ujar Varrho menaikkan nada suaranya. 
"Aku cuma berharap kita bisa melakukannya minggu ini, Rho. Tentang alasannya, aku baru akan bilang saat kita bertemu di waktu-waktu itu. Kamu tidak perlu berpikir macam-macam, intinya aku ingin kita bercanda lagi sejenak," jawab Alfa terdengar tertawa kecil.
Kini Varrho yang ganti terdiam. Meski ia bisa mendengar tawa Alfa, tapi ada resah dan sedih yang menyeruak di hatinya. "Ya sudah, Fa. Besok pagi, insyaa Allah aku ke rumah kamu biar kita bisa melihat matahari terbit sama-sama. Soal senja dan petang, kita bicarakan lagi setelahnya, ya. Semoga aku nggak ngecewain kamu lagi besok".
"Makasih ya, Rho. Aku ingin kamu ingat satu hal. Aku memang berharap kita bisa bertemu di pagi, senja, dan petang sebelum hari minggu ini, tapi aku nggak mau kamu melakukannya karena terpaksa dan hanya sekedar tidak ingin merasa bersalah. Kalau kamu merasa terpaksa, kamu tidak perlu datang. Ya sudah, kamu siap-siap sana, kan mau pergi menemani Gina," jawab Alfa berusaha mengakhiri kalimatnya dengan ceria. Setelah berbalas salam, komunikasi Varrho dan Alfa pun berakhir. Varrho masih terdiam di ujung memandangi HP-nya. Entah kenapa, perasaannya tidak tenang saat itu, rasa bersalah ke Alfa itu semakin menghantui dirinya. Ia merasa jarak diantara dirinya dan Alfa makin lebar, meski di lain sisi, ia sadar dirinya yang meminta Alfa berjarak darinya. Sementara itu, di waktu yang sama, Alfa sedang merenung sejenak menatap langit yang sedang berhiaskan bulan hampir penuh malam itu. Ia mengajak bintang-bintang tersenyum, seolah ia ingin menghibur hatinya yang sedang nano-nano tidak terdefinisi dengan jelas. Alfa melirik ke coklat hangat dan gitar yang sudah bersiap-siap menemani Alfa juga malam itu, memandangi mereka sejenak ketika sebuah ide muncul di otaknya. Alfa pun kemudian mengambil kamera miliknya di kamar. Ia kembali keluar, memainkan mode merekam video bersama langit, gitar, coklat hangat dan tentu saja dirinya. 
"Tes tes... selamat malam, langit, bintang-bintang, bulan, gitar, dan coklat  hangat. Selamat malam juga pastinya Alfa serta Varrho. Malam ini sebenarnya aku ingin berbagi cerita sejenak dengan kamu, Rho. Tapi berhubung kamu berhalangan hadir, jadi aku buat rekaman ini. Kamu tahu kenapa aku ingin kita bertemu sejenak saat malam? Karena malam juga menggambarkan persahabatan kita berdua. Kita berdua adalah penyuka malam yang berhiaskan bintang, bahkan kita beberapa kali mencari waktu untuk saling berbagi cerita saat langit malam sedang cerah bertabur bintang. Bintang yang seolah tersenyum itu mencairkan dan menghangatkan kebersamaan kita berbagi banyak hal tentang hidup. Dan bintang di langit malam itu juga menggambarkan persahabatan kita. Bintang yang saling berbagi sinar itu seperti aku dan kamu. Aku dan kamu bersahabat untuk saling berbagi satu sama lain. Kita ada untuk saling berbagi senyuman, tawa, kebaikan satu sama lain. Kita ada saling melengkapi, melengkapi saat salah satu ada di titik lemah, tentunya dengan gaya kita masing-masing.
Ada kalanya kita tidak bisa melihat keberadaan bintang di langit malam. Seperti itu pun persahabatan kita. Ada kalanya aku tidak bisa selalu ada disisi kamu begitupun kamu tidak bisa selalu ada menemani aku. Ada kalanya aku tidak bisa melihat kamu, tapi aku tahu kamu itu selalu ada. Aku tetap merasakan hadir kamu dihati aku. Begitu juga aku ingin kamu selalu ingat, Rho. Mungkin ada saatnya kamu tidak bisa melihatku, mungkin kita sedang berjauhan, dan aku tidak menemani kamu menghilangkan sedih atau gundah kamu, tapi aku akan tetap ada buat kamu lewat doa-doa, tetap tersenyum untukmu dari kejauhan, Rho. 
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah quote. Teman-teman yang baik itu seperti bintang. Mungkin kita tidak bisa selalu melihat mereka, tapi kita tahu bahwa mereka selalu ada disana," ujar Alfa bermonolog dan mengakhirnya dengan mengarahkan tangannya ke bintang-bintang di langit sambil tersenyum lebar kearah kamera yang tetap merekam.
Alfa kemudian menuangkan coklat hangat itu ke cangkir. "Cangkir pertama ini karena aku suka coklat". Alfa menikmati menghabiskan coklat hangat itu sambil tetap menyunggingkan senyum lebarnya. Ia kemudian tuangkan coklat kedua kalinya di cangkir yang sama tetap dengan satu tangan dia memegang kamera yang masih merekam itu. "Coklat cangkir kedua ini, aku ngewakilin kamu, Rho. Salah sendiri kamu nggak bisa datang," ucap Alfa sambil menjulurkan lidahnya keluar kemudian tertawa kecil ke arah kamera, seolah menggoda Varrho. Alfa kemudian letakkan kamera yang masih merekam itu kearah langit lalu mulai memainkan gitarnya. 
"If you ever find yourself stuck in the middle of the sea. 
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see. 
I'll be the light to guide you
We find out what we're made of
When we are called to help our friends in need...
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah
If you're tossin' and you're turnin'
And you just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget how much you really mean to me
Every day I will remind you.. oooh
We find out what we're made of
When we are called to help our friends in need...
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah
You'll always have my shoulder when you cry
I'll never let go, never say goodbye
You know...
You can count on me like 1, 2, 3
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like 4, 3, 2
And you'll be there
'Cause that's what friends are supposed to do, oh yeah...

You can count on me 'cause I can count on you"

Dan lagu Count On Me dari Bruno Mars versi Alfa pun menutup rekaman kamera Alfa malam itu. Lagu itu seolah menjadi pesan yang ingin Alfa tinggalkan buat Varrho. "You can count on me, Rho... Meski aku jauh dari sempurna, aku akan berusaha menjadi sahabat yang baik untuk kamu semampuku, Rho..., " ujar Alfa dalam hati sambil tersenyum ke salah satu bintang di langit yang makin mesra didekap malam. Seolah ia sedang tersenyum pada Varrho.

Setelahnya : Part 3, Pagi Yang Tertunda, Kenangan Senja dan Petang, Serta Kita