Minggu, 21 Agustus 2011

Karakter Marvin dan Anggun (from Nada Cinta)

Anggun Marvin
Marvin Anggun



Ingin sejenak berbagi imajinasi. Kali ini tentang karakter Marvin dan Anggun di Nada Cinta. Meskipun saya tidak terlalu hobby menonton sinetronnya sebenarnya, tapi kehadiran karakter ini di Nada Cinta meskipun hanya sebagai kisah pelengkap, justru mencuri perhatian saya yang nyaris tidak pernah nonton dan mengikuti alur sinetron ini. Buat saya kisah Anggun dan Marvin di sinetron ini unik. Berawal dari kesedihan Marvin setelah kematian cinta yang tidak berhasil bangkit dengan hatinya dan seorang Anggun yang polos dan riang serta penuh semangat yang melamar pekerjaan sebagai penyanyi di restoran milik Marvin. Marvin membenci Anggun karena suara Anggun dan sikap Anggun mengingatkan dia pada cinta Marvin yang sudah meninggal dunia dan Anggun dengan kepolosannya meskipun kadang dia tidak mengerti dengan sikap Marvin yang aneh dan selalu tidak menyukainya. Anggun yang selalu berbuat positif termasuk kepada Marvin dan Marvin dengan kebenciannya yang sebenarnya tidak beralasan. Kisah cinta diantara keduanya menjadi unik. Bagaimana seorang Marvin yang membenci Anggun tapi sekaligus tidak bisa membohongi hatinya bahwa Anggun telah menarik perhatian dan hatinya. Sebuah rasa yang sulit untuk didefinisikan. Sedangkan Anggun meskipun dia kadang bingung dengan sikap Marvin yang aneh  dan tidak wajar kepada dia, justru Marvin mampu menarik hati Anggun untuk perhatian kepada seorang Marvin. Ditambah lagi dengan karakter Anggun yang pada dasarnya adalah seseorang yang tulus dan baik hati. Buat saya, kisah cinta ini lucu dan unik. Bagaimana mereka mendefinisikan rasa yang berawal dari kebencian dan suasana bersitegang menjadi sebuah zona nyaman buat mereka. Zona nyaman di hati bernama cinta dan perhatian.
Sepertinya ini efek absennya saya menulis cerpen-cerpen lagi, sehingga saat saya menemukan sudut pandang yang unik tentang karakter Marvin dan Anggun dengan kisah mereka, saya merasa tertarik bahkan tertarik untuk mengembangkan alur sesuai imajinasi saya.. :)
Tapi sayangnya sepertinya kisah mereka hanya menjadi pelengkap yang belum tentu ketahuan endingnya (kelanjutannya). Kalo melihat sekilas alur penulis aslinya, ada kemungkinan kisah Marvin dan Anggun akan terputus di tengah jalan, mengambang atau Anggun terpinggirkan karena Marvin mungkin akan dialurkan kembali dengan cinta di masa lalunya. Sayang sekali, padahal kedua karakter ini dan kisahnya unik banget jika kisah mereka dilanjutkan, tapi ya namanya pemain tambahan... , tidak ada yang bisa menolak alur dari penulis aslinya. Biarlah kisah unik antara Marvin dan Anggun menjadi imajinasi buat saya ... baik itu sebagai kenangan imajinasi atau imajinasi yang masih bisa dikembangkan:).

INI BAGIAN DUNIA KHAYALAN SAYA DIANTARA DUNIA NYATA YANG KADANG TERASA SUNYI DI BEBERAPA TITIKNYA...:D

Buat penulis aslinya... makasih sudah menghadirkan 2 karakter ini (Marvin dan Anggun) sehingga saya bisa tertarik di dunia imajinasi saya dengan kisah unik mereka... Bener2 unik...:)

Kamis, 18 Agustus 2011

I love clouds and beach so much..:)
















Selalu suka melihat awan-awan putih yang seolah-olah tersenyum kepada yang menatapnya.. Sambil otak ini bertanya, awan itu apa namanya??? Maklum tidak hafal bentuk-bentuk awan, hanya cumullus nimbus yang sering bercanda dipikiran saat hari menjelang hujan, sedangkan selebihnya... masih perlu membuka ensiklopedia tentang awan:). Love u, clouds... i feel u smile to me when i look at u... it feel so comfort:)

Kemiskinan Budaya






Kembali berjalan melihat lebih dekat lapangan membuat saya belajar lebih banyak. Kali ini perjalanan dalam mengidentifikasi rumah tangga miskin khususnya rumah tangga rentan miskin. Saya mengunjungi sebuah kampung nelayan dengan kondisi seperti gambar di atas. Dimana potret kemiskinan yang tergambar adalah kemiskinan budaya. Kemiskinan budaya merupakan salah satu topik di sekitar kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Tak bermaksud untuk SARA dalam hal ini, tapi ternyata memang kemiskinan budaya bisa diidentifikasi dari suku yang mempunyai corak seperti ini. Mereka sebenarnya tidak semuanya miskin harta, bahkan sebagian pun mempunyai cadangan perhiasan  yang banyak dan konsumsi baju setingkat semacam ekspor. Tapi, kemiskinan budaya membuat mereka mengabaikan kesehatan kehidupan perumahan mereka. Disebut kemiskinan budaya karena pada dasarnya mereka mampu untuk bisa mendapatkan penghidupan dalam hal ini fasilitas perumahan yang lebih layak... tapi mereka tidak menempatkan itu sebagai prioritas dalam kehidupan mereka. Ini hanya di salah satu titik tempat di negeri ini dan di titik-titik yang lain di negeri ini... masih bisa kita temui juga yang seperti ini.
 Ini hanya salah satu potret contoh kemiskinan budaya.. diantara macam kemiskinan-kemiskinan budaya yang lainnya..
Semoga kemiskinan budaya ini bisa segera diperbaiki, mungkin tak semudah membalik telapak tangan tapi setidaknya dimulai pelan-pelan tapi berkelanjutan. Perbaikan terhadap kemiskinan budaya akan menjadi harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan untuk generasi-generasi berikutnya. Selama kemiskinan budaya ini tak mendapatkan perhatian dan hanya mengalami pembiaran secara natural, maka kemiskinan budaya semacam ini akan menjadi turun temurun untuk para generasi selanjutnya yang seharusnya bisa menjadi lebih baik..
Semoga kalian bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik dan layak saudara-saudara sebangsaku... semoga kalian bisa bangkit dari kemiskinan budaya yang telah diturunkan dari generasi-generasi sebelum kalian... aamiin:) Love u saudaraku...

Senin, 08 Agustus 2011

"Mengumpulkan Sebuah Tekad Bernama "Berani Bermimpi"

Setiap manusia berhak punya mimpi. Tak peduli dia dari golongan kaya, menengah, miskin atau dia dari golongan orang yang pintar, sedang, atau mungkin kurang... setiap orang berhak punya mimpinya masing-masing. Bermimpi.. hal yang setiap hari nyaris melekat dalam kehidupanku... tapi ada yang salah dalam bermimpiku. Aku tak berani, aku kehilangan keberanianku.. aku terlucuti dengan parah rasa percaya diriku... aku takut bermimpi... Mimpi yang seharusnya aku dekap, aku bawa terbang demi cita-cita yang ada di benakku..
Aku sungguh heran... kemana keberanian itu.. kemana rasa PeDe yang dulu selalu aku genggam diantara ketidakpedeanku akan penampilanku, Dulu aku selalu menggenggamnya, tidak kubiarkan virus tidak percaya diri itu menghalangi kepedeanku mewujudkan cita-citaku, tapi sekarang aku seperti prajurit yang kalah perang sebelum perang dimulai..
Payah... sungguh sungguh payah...
 Semoga keberanian bermimpi ini akan segera kugenggam lagi bersama rasa percaya diriku seperti dulu..
Banyak mimpi yang ingin kuraih... dan insyaAllah bisa aku raih selama aku punya tekad, kepercayaan diri, keberanian bermimpi dan mewujudkan, dan doa yang tentunya tidak terputus kepada Allah, Zat yang menciptakan alam dan isinya.
SEMANGAT!!! Never give up!! (ingat kalimat itu adalah kalimat favoritmu dulu saat baru menjadi mahasiswa... Kamu pasti bisa!!!)