Minggu, 22 Maret 2015

Hening dan Suara Kereta

Malam beranjak mengajak mata demi mata pelaku hidup untuk terpejam
Waktu terus bergulir menemani jarak yang tertempuh
Gelap memberi kontras akan cahaya di setiap gerbong kereta
Deru mesin kereta menjadi nyanyian pengantar tidur bagi penumpangnya

Sungguh unik perjalanan malam ini
Menyaksikan pemandangan demi pemadangan sekian banyak manusia dengan bermacam tingkahnya
Melihat ribuan mata terpejam, nyenyak atau hanya pengisi waktu menunggu pagi menyapa
Malam adalah saat manusia menitipkan penat dalam tidurnya.

Sayang, aku masih tetap terjaga
Entah kenapa, mata enggan terpejam seperti biasa
Malam seperti candu yang mengajak mata ini untuk merangkai imajinasi
Entahlah, mungkin hati, pikiran, dan tubuh sedang berkonspirasi menyadarkan empunya diri

Kereta masih saja menjerit meninabobokan penumpangnya
Para awak dengan setia menawarkan melakukan tugasnya untuk mata mata yang tak terpejam karena lapar atau dahaga
Gelap masih tersenyum dan tertawa menjadi penguasa
Dan pagi, pun balas tersenyum menanti gilirannya.

Jadi apa itu hening saat nyanyian mesin kereta terus mengalun
Hening itu hanyalah solidaritas gelap pada malam
Hening hanyalah diamnya para penumpang yang terbuai dalam terpejamnya
Hening hanyalah aku yang terjaga menunggu pagi tiba

Progo,8 januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar