Kamis, 05 Maret 2015

Menyapa Cinta Bersama Bintang - A Journey of Rizzar Ara

MENYAPA CINTA BERSAMA BINTANG 
Rizzar as Andromeda, Ara as Mentari  dan si kecil X as Bintang

Sore itu cuaca sangat cerah dan Mentari sedang menemani salah satu murid les privatnya, Bintang, berjalan-jalan di taman dekat rumahnya.
Bintang baru dua hari keluar dari rumah sakit akibat kecelakaan, tertabrak sepeda motor yang membuat tulang kakinya retak sehingga selama pemulihan, gadis berumur 10 tahun itu harus menggunakan kursi roda.
“Bintang harus tetap semangat ya, Kak Tari yakin selama kita punya semangat untuk menjadi lebih baik termasuk supaya cepet berjalan normal lagi, kita pasti bisa mewujudkannya,” ujar Mentari sambil mengusap rambut Bintang.
“Tapi Bintang malu, Kak Tari, gimana kalau nanti Bintang diledekin temen-temen Bintang di sekolah gara-gara pake kursi roda?”
“Kenapa harus malu, memang Bintang melakukan kejahatan? Nggak kan? Lagipula Kak Tari yakin, kalau teman-teman Bintang itu anak yang baik, mereka pasti mengerti kondisi Bintang yang lagi sakit. Jadi Bintang ga perlu minder, harus berani. Kan, Bintang sekolah tujuannya buat menuntut ilmu, ya kan?”
Bintang menatap Mentari yang tersenyum manis kepadanya. Kemudian ia mengangguk ragu.
“Hmmm ngangguknya kok ragu gitu? Bintang itu harusnya lebih bersyukur, Bintang masih bisa sekolah meski dalam kondisi sakit. Di luar sana, banyak anak yang kondisinya sehat nggak bisa sekolah karena harus cari uang atau ga ada biaya.. “
Bintang memajukan bibirnya seolah merenungkan kata-kata Mentari. “Iya deh, Bintang mau masuk sekolah, Kak Tari bener, Bintang kan nggak nyuri, kenapa juga harus minder. Lagian kaki Bintang nanti juga sembuh kan? “ Mentari tersenyum sambil mengusap punggung telapak tangan gadis kecil itu. “Senyummm,” lanjut Mentari sambil tertawa manis membuat Bintang pun tergelak dalam tawa.  Mereka kembali bercanda sembari menikmati suasana sore itu.
“Kak Tari, berhenti sebentar,” ujar Bintang memberi isyarat agar Mentari menghentikan mendorong kursi rodanya. “Hmmm, ada apa Bintang?” tanya Mentari lembut. “Kak Tari lihat kakak cowok yang duduk di kursi taman disana itu?” ujar Bintang sambil menunjuk ke salah satu kursi taman di depan mereka. Seorang laki-laki sepantaran dengan Tari terlihat sedang duduk diam terlihat seperti melukis atau menulis sesuatu di buku yang dia bawa tanpa peduli keadaan sekelilingnya. “Iya…, Bintang kenal sama kakak itu?”
Bintang menggelengkan kepalanya. “Kakak itu sering Bintang lihat duduk disitu sendirian. Kak, hampir setiap hari bahkan, sudah beberapa bulan ini dan Kakak itu pasti membawa buku dan pensil. Bintang jadi penasaran sama Kakak itu, Kak Tari.”
“Penasaran kenapa?” tanta Mentari. “Ya penasaran aja, soalnya Kakak itu selalu menyendiri dan cuek gitu… apa dia lagi ada masalah ya, Kak? Apa dia ga punya teman? Trus kira-kira apa ya, yang digambar sama Kakak itu? Kasihan deh, kayaknya Kakak itu kesepian, Kak Tari”.
“Terus kenapa sebelum-sebelum ini, Bintang nggak nyoba ngajakin Kakak itu kenalan, katanya udah beberapa bulan dia selalu ke taman itu?”
Bintang nyengir ke arah Mentari, “Bintang takut, Kak Tari. Lihat aja sendiri, wajah Kakak itu serem, serius banget. Meskipun Bintang atau teman-teman Bintang main-main di dekat dia, dia tetap acuh tak acuh gitu. Padahal Kakak itu sebenarnya cakep”.
“Jadi Bintang mau kenalan sama Kakak itu, nich? Ya udah yukkk Kak Tari bantuin biar Bintang bisa kenalan dengan Kakak itu…,” ujar Mentari sambil melanjutkan mendorong kursi roda Bintang mendekati bangku taman yang diduduki laki-laki itu.
“Sore…” sapa Mentari. Laki-laki itu masih asyik dengan sketsanya, seolah tidak mendengar dan peduli ada Mentari dan Bintang yang coba menyapanya. Mentari menatap laki-laki itu sejenak. Dia seperti berusaha menyelami laki-laki dingin yang ada di hadapannya ini.
“Assalaamualaikum, sore…” ulang Mentari lagi lebih ramah. “Nama aku Mentari, kebetulan murid les aku yang namanya Bintang ini pingin banget kenalan sama kamu”. Laki-laki itu menghentikan coretannya dan mendongakkan kepalanya. Di hadapannya, dia melihat seorang gadis kecil di kursi roda sedang tersenyum manis kepadanya meski disertai rasa takut juga di satu sisi. Di sebelah gadis itu, seorang gadis sepantaran dengan dia tampak juga sedang tersenyum kepadanya.
“Maaf mengganggu kamu, tapi Bintang penasaran ingin mengenal kamu, soalnya kata dia kamu itu hampir setiap hari menyendiri disini sambil membawa buku sketsa kamu..”. Laki-laki itu masih tak bersuara.. “Iya, Kak. Nama aku Bintang. Nama kakak siapa? Kalau kakak perlu teman, Bintang mau lho jadi teman Kakak biar Kakak nggak kesepian sendirian disini..” Bintang mengulurkan tangannya kearah laki-laki itu.  Laki-laki itu tampak memandangi Bintang dan kursi rodanya sebelum kemudian dia menoleh ke arah Mentari yang ada di sebelah gadis kecil itu.
“Waalaikumsalam warrahmatullaahi wabarakaatuh…, nama kakak Andromeda… panggil saja Andro, ujar Andromeda seraya menyambut tangan Bintang yang terjulur kepadanya.
“Tapi kamu salah paham adik cantik, Kak Andro nggak kesepian kok, Kak Andro memang suka menikmati sore di taman ini sendiri..”
“Boleh aku duduk di sebelah kamu, Dro?” tanya Mentari. Andromeda mengangguk pelan dan dingin ke arah Mentari.  

Cast : Anisa Rahma as Ara dan Rizky Nazar as Rizzar :)


Part Setelahnya

2 komentar:

  1. Selalu bagus ceritanya..tapi maaf y ka untuk yg ini aku kurang nyambung..terlalu hanyut dlm cerita andromeda dan mentari tpi tiba tiba ke ara n rizzar lagi..andromeda dan mentari itu masih kisah antara rizzar dan ara dlm sinetron mereka atau kisah yg lain dgn judul yg lain ya he..maaf y kaa..oiaa aku tengkuucie yg di IG he..

    BalasHapus
    Balasan
    1. andromeda mentari adalah salah satu peran yang rizzar ara mainin di mini series ceritanya, dik. sama kayak cerita archimedes jingga. jadi di cerbung ini tokoh utamanya adalah rizzar ara tentang cerita mereka , tapi didalamnya mereka memerankan byk karakter semacam karakter di ftv gitu, he he. mungkin yg bikin bingung krn alurnya lompat lompat :D. tapi intinya alur besar tetap bercerita ttg rizzar ara :). makasih sdh berkomentar :).

      Hapus